Peranan UKKH
Menuju Era Kerja
Dalam benak
sebagian mahasiswa kerja tidak menjadi suatu keterkaitan
antara organisasi. Pernyataan itu menurut penulis salah.
Organisasi dan kerja merupakan suatu hubungan yang sangat erat
yang tidak dapat dipisahkan. Bayangkan saja bagaimana
memanajement suatu karyawan tanpa adanya organisasi.
Terkait dengan
adanya organisai yang ada di ruang lingkup Universitas
Surabaya ( UBAYA) salah satunya adalah Unit Kegiatan
Kerohanian Hindu. Yang merupakan penjabaran dari UKM yang ada
di UBAYA. Jumlah UKM yang ada sampai sekarang berjumlah 28
UKM.
UKKH ( Unit
Kegiatan Kerohanian Hindu ) adalah organisasi yang kecil namun
kerena kekecilannya itu mampu hingga saat ini membentangkan
sayapnya, kian hari semakin maju dan maju. Namun Kemajuan dari
UKKH itu sendiri tidak lepas dari peranan anggota dan
fungsionarisnya. Mereka dituntut untuk mampu untuk bekerja
sama dengan anggota maupun teman sesama fungsionaris. Tidak
mereka rasakan bahwa dalam melakukan suatu kegiatan
kepanitiaan mereka sudah melakukan suatu kerja yang sama
miripnya dengan kerja di perkantoran. Contohnya saja dalam
seminar Ukkh. Panitianya mampu untuk melobby pembicara dan
mampu untuk menarik enimo persertanya sendiri. Nah dari
penjabaran singkat diatas tentunya sudah tau keterkaitan dari
organisasi dan kerja
Khusus untuk
Maharu 2000 yang khususnya beragama hindu kami dari
fungsionaris UKKH mengajak kalian semua untuk berpartisipasi
dalam setiap acara yang diadakan oleh panitaia maupun dari
kakak kalian. Karena itu semua akan berdampak nantinya jika
telah menginjak masa masa kerja. Kami menghimbau janganlah
acuh tak acuh kepada suatu organisasi karena bagaimanapun juga
nantinya pasti akan terkait dengan organisasi itu.
Keuntungannya kalian dapat memperoleh kawa yang banyak yang
tentunya menguntungkan kalian juga dalam menempuh
perkuliahan........
oleh
arsa 'IF 99'
UKK Hindu
Melakukan Titra Yatra
Unit Kegitan
Kerohaniaan Hindu ( UKKH). Ubaya melakukan perjalanan ke
Gunung Broma pada 13-14 November 1999. Perjalanan ini dalam
Agama Hindu disebut Titra Yatra. Pesertanya, diikuti seluruh
mahasiswa Hindu di Ubaya yang jumlahnya kurang lebih 80 orang.
Perjalanan ini
dimulai pada pukul 17:00, menggunakan dua bus. Rombongan tiba
sekitar pukul 23:00. Setelah beristirahat sebentar langsung
menuju Pura Luur Poten Bromo dengan berjalan kaki. Untuk
mencapai Pura, mereka harus melewati lautan pasir sepanjang
dua kilometer dari parkiran kedua.
Udara yang sangat
menusuk tidak menjadi halangan bagi seluruh anggota UKKH untuk
melakukan persembahyangan. Setelah persembhayangan, rombongan
mendengarkan Darma Wacana (penjelasan) dari pengemong
(penjaga) Pura Luur Poten Bromo yaitu Jero Mangku Sugiono.
Banyak penjelasan yang beliau sampaikan tentang keberadaan
Pura-Pura yang tersebar di Gunung Bromo. Dari
asal-usulnya. perkembangannya sampai keberadaannya di saat
sekarang.
Saat itu. beliau
juga memberitahukan tempat-tempat khusus di Bromo di
samping tentang Bromo. Selain itu, ia menjelaskan bagaimana
keseharian suku-suku di Tengger. "Agama Hindu di Kawasan
Bromo sangat kuat karena didukung oleh adat yang kuat,"
jelas Jero Mangku Sugiono yang telah
mengemong pura selama sebelas tahun ini.
Embun yang mulai
turun sekitar pk. 03:00 dini hari membuat Jero Mangku mengakhiri
Darma Wacananya tentang Bromo dan cerita - cerita menarik
lainnya. Ditemani udara yang sangat dingin , akhirnya
rombongan memulai mimpi-mimpi dalam tidur yang agak lelap
setelah menempuh perjalanan jauh. Suara riuh dari panitia yang
tetap terjaga membangunkan mereka untuk memulai
persembhayangan pagi.
Ketika mentari
menebar senyumnya dari balik gunung persembahyangan pun usai.
Penyerahan Dana Punia secara simbolis oleh ketua rombongan
yaitu I Made Adi Perean dan Ketua UKKH, I
Gusti Ngr. Putu Sulyartha merupakan akhir dari rangkaian
kegiatan Tirta Yatra ke Bromo. Rombongan menikmati sarapan di
pelataran pura ditemani hangatnya cahaya pagi dan akhirnya
kembali ke parkiran dengan menyewa beberapa Jeep. Untuk
sekedar buah tangan, rombongan pun melariskan berbagai jenis
bunga gunung yang dijual oleh penduduk.
next
>> |